Pada
pertemuan kami yang terakhir, yaitu hari Minggu, 19 April 2015. Kami kembali
berkumpul di Gereja Santa Imakulata. Kami datang bersama para anggota LDD yang
merupakan penyandang disabilitas atau difabel. Ada 14 tunanetra total dan bisa
lihat cahaya (low vision) dan 2 orang tunadaksa yang memakai tongkat dan susah
jalan. Pada minggu ini, kami bertugas membantu menuntun para penyandang
disabilitas untuk mengikuti perayaan ekaristi dimana mereka juga akan tampil
sebagai anggota paduan suara.
Gereja
Santa Imakulata merupakan gereja yang bisa dibilang relative berukuran besar,
maka proses untuk mendampingi para kaum disabilitas memakan waktu yang cukup
lama. Namun, kami tidak terlalu mengalammi kesulitan karena kami sudah pernah
dibimbing Pak Ferry untuk menuntun para penyandang disabilitas. Selama perayaan
ekaristi, kami duduk seperti para umat biasanya, namun ketika para anggota LDD
hendak menyanyikan lagu sebagai anggota paduan suara kami harus bangun dari
tempat kami dan menuntun mereka. Dengan bermodalkan hanya secarik kertas yang bertuliskan dalam bentuk text braille (Huruf untuk orang-orang tunanetra), mereka dapat membawakan lagu dengan indah layaknya paduan suara profesional.
Perayaan
ekaristi ini berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan. Lagu dapat dibawakan
oleh para anggota LDD dengan sangat baik. Sungguh pengalaman yang berkesan bagi
saya dan ini merupakan penutup dari kegiatan bakti sosial yang kami laksanakan
selama empat kali. Misa ini ditutup dengan sedikit pidato dari Pak Ferry yang
menjelaskan tentang yayasan LDD dan Gereja Keungskupan Jakarta. Setelah selesai
kebaktian misa ini, kami semua berkumpul dan melakukan foto bersama di depan patung Tuhan Yesus dan patung Santa Bunda Maria.
Melihat
semua ini saya merasa tersentuh dan takjub. Walaupun banyak penolakan dari
sana-sini; kemampuan fisik mereka yang kurang; banyaknya rintangan dan banyaknya
cobaan yang mereka hadapi mulai dari kesulitan keuangan, perizinan, akomodasi,
dll. Namun, hal-hal itu semua tak menghalangi mereka untuk tetap berkarya dan
melayani demi kemuliaan nama Tuhan. Saya sendiri merasa bersyukur atas apa yang
saya miliki dan saya dapatkan sekarang berkat pengalaman ini. Saya juga ingin
melayani sesama bukan demi kepuasan sendiri, namun demi kepentingan sesame dan
kebesaran namanya.